KEANEKARAGAMAN BANGSA INDONESIA DAN POTENSI KONFLIK

Selasa, 23 April 2013


KEANEKARAGAMAN BANGSA INDONESIA DAN POTENSI KONFLIK


BAB I
LATAR BELAKANG

            Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku,agama,ras,budaya dan bahasa daerah. Indonesia meliliki lebih dari 300 suku bangsa. Dimana setiap suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.asuku bangsa merupakan bagian dari suatu negara. Dalam setiap suku bangsa terdapat kebudayaan yang berbeda-beda.selain itu masing-masing suku bangsa juga memiliki norma sosial yang mengikat masyarakat di dalamnya agar ta’at dan melakukan segala yang tertera didalamnya. Setiap suku bangsa di indonesia memiliki norma-norma sosial yang berbeda-beda. Dalam hal cara pandang terhadap suatu masalah atau tingkah laku memiliki perbedaan. Ketika terjadi pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku bangsa yang berbeda,mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah dan suku bangsanya (primodialisme). Itu menyebabkan pertentangan\ketidakseimbangan dalam suatu negara(disintegrasi).Secara umum, kompleksitas masyarakat majemuk tidak hanya ditandai oleh perbedaan-perbedaan horisontal, seperti yang lazim kita jumpai pada perbedaan suku, ras, bahasa, adat-istiadat, dan agama. Namun, juga terdapat perbedaan vertikal, berupa capaian yang diperoleh melalui prestasi (achievement). Indikasi perbedaan-perbedaan tersebut tampak dalam strata sosial ekonomi, posisi politik, tingkat pendidikan, kualitas pekerjaan dan kondisi permukiman.
            Sedangkan perbedaan horisontal diterima sebagai warisan, yang diketahui kemudian bukan faktor utama dalam insiden kerusuhan sosial yang melibatkan antarsuku. Suku tertentu bukan dilahirkan untuk memusuhi suku lainnya. Bahkan tidak pernah terungkap dalam doktrin ajaran mana pun di Indonesia yang secara absolut menanamkan permusuhan etnik.
Sementara itu, dari perbedaan-perbedaan vertikal, terdapat beberapa hal yang berpotensi sebagai sumber konflik, antara lain perebutan sumberdaya, alat-alat produksi dan akses ekonomi lainnya. Selain itu juga benturan-benturan kepentingan kekuasaan, politik dan ideologi, serta perluasan batas-batas identitas sosial budaya dari sekelompok etnik. Untuk menghindari diperlukan adanya konsolidasi antar masyarakat yang mengalami perbedaan. Tetapi tidak semua bisa teratasi hanya dengan hal tersebut. Untuk menuju integritas nasional yaitu keseimbangan antar suku bangsa diperlukan toleransi antar masyarakat yang berbeda asal-usul kedaerahan. Selain itu faktor sejarah lah yang mempersatukan ratusan suku bangsa ini.         Mereka merasa mempunyai nasib dan kenyataan yang sama di masa lalu. Kita mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika. Yaitu walaupun memiliki banyak perbedaan,tetapi memiliki tujuan hidup yang sama. Selain itu,pancasila sebagai idiologi yang menjadi poros dan tujuan bersama untuk menuju integrasi,kedaulatan dan kemakmuran bersama.


BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia meliliki lebih dari 300 suku bangsa. Dimana setiap suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Suku bangsa merupakan bagian dari suatu negara. Dalam setiap suku bangsa terdapat kebudayaan yang berbeda-beda.selain itu masing-masing suku bangsa juga memiliki norma sosial yang mengikat masyarakat di dalamnya agar taat dan melakukan segala yang tertera didalamnya. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki norma-norma sosial yang berbeda-beda. Dalam hal cara pandang terhadap suatu masalah atau tingkah laku memiliki perbedaan.

Ketika terjadi pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku bangsa yang berbeda,mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah dan suku bangsanya (primodialisme).Itu menyebabkan pertentangan atau ketidakseimbangan dalam suatu Negara (disintegrasi). Secara umum, kompleksitas masyarakat majemuk tidak hanya ditandai oleh perbedaan-perbedaan horisontal, seperti yang lazim kita jumpai pada perbedaan suku, ras, bahasa, adat-istiadat, dan agama. Namun, juga terdapat perbedaan vertikal, berupa capaian yang diperoleh melalui prestasi (achievement).Indikasi perbedaan-perbedaan tersebut tampak dalam strata sosial ekonomi, posisi politik, tingkat pendidikan, kualitas pekerjaan dan kondisi permukiman.

Sedangkan perbedaan horisontal diterima sebagai warisan, yang diketahui kemudian bukan faktor utama dalam insiden kerusuhan sosial yang melibatkan antarsuku. Suku tertentu bukan dilahirkan untuk memusuhi suku lainnya. Bahkan tidak pernah terungkap dalam doktrin ajaran mana pun di Indonesia yang secara absolut menanamkan permusuhan etnik.

Sementara itu, dari perbedaan-perbedaan vertikal, terdapat beberapa hal yang berpotensi sebagai sumber konflik, antara lain perebutan sumberdaya, alat-alat produksi dan akses ekonomi lainnya. Selain itu juga benturan-benturan kepentingan kekuasaan, politik dan ideologi, serta perluasan batas-batas identitas sosial budaya dari sekelompok etnik. Untuk menghindari diperlukan adanya konsolidasi antar masyarakat yang mengalami perbedaan. Tetapi tidak semua bisa teratasi hanya dengan hal tersebut. Untuk menuju integritas nasional yaitu keseimbangan antar suku bangsa diperlukan toleransi antar masyarakat yang berbeda asal-usul kedaerahan.

Selain itu faktor sejarah lah yang mempersatukan ratusan suku bangsa ini. Mereka merasa mempunyai nasib dan kenyataan yang sama di masa lalu. Kita mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika. Yaitu walaupun memiliki banyak perbedaan, tetapi memiliki tujuan hidup yang sama. Selain itu,pancasila sebagai idiologi yang menjadi poros dan tujuan bersama untuk menuju integrasi,kedaulatan dan kemakmuran bersama.



PEMBAHASAN

Konflik Indonesia-Belanda :

Perjuangan Bersenjata untuk mempertahankan kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustusn 1945 tidak secara otomatis menjadikan  Indonesia terlepas dari belenggu kolonialisme. Hal itu disebabkan karena Belanda mencoba menanam kembali pengaruhnya di Indonesia. Dalam rangka menegahkan dan mempertahankan kemerdekaannya, bangsa Indonesia berjuang dengan dua cara, yaitu kekuatan senjata dan diplomatis. Kedua cara tersebut saling mendukung dan melengkapidalam rangka mempertahankan raungan dari sekutu dan NICA.Pada tanggal 15 September 1945, sekutu mendaratkan tentaranya di Tanjung Priok yang disusul dengan pendaratan tentara sekutu yang dipimpin oleh W.R. Paterrson. Untuk menjalankan tugas di Indonesia, sekutu membentuk AFNEI denagn panglimanya Letjend Sir Philip Christison yang membawahi 3 pasukan divisi, yaitu divisi Jakarata, Surabaya, dan Sumatra.
Tugas AFNEI:

1)  Menerima kekuasaan dari Jepang
2)  Membebaskan tawan perang dan interniran sekutu
3)  Melucuti dan mengumpulkan tentara Jepang kemudian dipulnagkan ke negaranya                        
4)  Menegahkan dan mempertahankan keadaan damai kemudian diseahkan kepada pemerintah sipil
5) Menghimpun peperangan dan menuntut pejahat perang
           
Kedatangan sekutu di Indonesia awalnya diterima dengan baik oleh pemerintah dan rakyat Indonesia. Ternyata kedatangan sekutu diboncengi NICA, hal ini yang menimbulkan berbagai macam pertempuran di berbagai kota menghadapi tentara jepang dan sekutu bahwa setelah jepang menyerah kepada sekutu pada diduduki sampai kedatangan pasukan sekutu di daerah tersebut termasuk Indonesia. Jepang berusaha menghalangi bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam BKR berusaha melucuti senjata pasukan Jepang dengan alasan:

1)  Mendapatkan senjata untuk mempertahankan kemerdekaan
2)  Agar senjata pasukan Jepang tidak jatuh ke tangan Belanda
3)  Agar pasukan Jepang tidak menyerang demi mempertahankan “status quo” .

Tekad perjuangan kaum muda yang tergabung dalam p”Komite van aksi” mempelopori pengambilalihan kekuasaan dan pelucutan senjata sehingga terjadi pertempuran-pretempuran di berbagai kota antara rakyat Indonesia dengan Jepang sendiri.


·         Di Jakarta
Tanggal 19 September 1945 berlangsung rapat umum di lapangan IKADA. Rapat yang dipimpin presiden soekarno tersebut mendapat ancaman dari tentara jepang. Para pemuda dan pejuang BKR kecewa denagan tndajkan jepang tersebut sehingga menterang gudang persenjataan di Cilandak Jakarta.

·         Di Semarang
Tanggal 15-20 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara pejuang Indonesia dengan pasukan Jepang yang dikenal “pertempuran lima hari di Semarang”.

·         Di Surakarta
Maras kenpetai Jepang dikepung oleh rakyat, sehingga menimbulkan pertempuran seorang pemuda yang bernama Arifin gugur dalam pertempuran itu. Pertempuran rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan juga berhadapan dengan pasukan sekutudan Belanda seperti peristiwa sebagai berikut:     

                                                     

Pertempuran Surabaya (10 November 1945) :
Pertempuran Surabaya yang dikenal dengan sebutan peristiwa 10 november berawal dari tewasnya Brigjend Mallaby(komando tentara Inggris) digedung internatio Surabaya. Akibat peristiwa ini tanggal 9 november 1945 mayjend E.C. monseg( pengganti Mallaby) mengeluarkan ultimatum yang isinya semua pimpinan Indonesia termasuk pimpinan pergerakan, pemuda,polisi, dan petugas radio harus melapor dalam batas waktu pukul 18:00 pada tanggal 19 november 1945. Gubernur Suryo dan seluruh rakyat Surabaya menlak ultimatum bahkan mempersiapkan diri untuk peang melawan sekutu. Akhirnya tanggal 10 november 1945, pasukan Inggris mulai melancarkan serangan dari darat, laut, udara. Pertempuran dahsyat ini  diperingati sebagai hari pahlawan.



Pertempuran Ambarawa (21 november 1945) :
Pada tanggal 20 november 1945,pasukan sekutu dibawah pimpinan bethel mendarat di semarang kemudian di \teruskan ke magelang dengan tujuan membebaskan pasukan sekutu yang ditawan di Magelang dan Ambarawa. Akibatnya terjadi insiden pertempuran, dibawah pimpinan kolonel Sudirman( panglima divisi Banyumas), Ambarawa berhasil direbut pada tanggal 15 December 1945. Untuk memperingati peritiwa itu dibangunlahmonumen “palagan ambarawa” dan tanggal 15 December di peringati sebagai hari infanteri.



Pertempuran Medan Area :
                Tanggal 9 oktober 1945 sekutu mendarat di medan. Pertempuran ini meletus tanggal 13 Oktober 1945 antara sekutu dibawah brigjend T.E.D Kelly melawan TKR. Sebelumnya NICA telah tiba di Sumatra yang dipimpin westerling. Hal ini menimbulkan bentrokan. sekutu  melancarkan serangan ke seluruh Medan yang mengakibatkan jatuh korban jiwa dua belah pihak

Bandung Lautan Api :
                Tentara sekutu menyarankan kepada rakyat agar menyerahkan seluruh senjata yang diperoleh dari tangan jepang. Tanggal 21 november 1945 paukan sekutu mengultimatum agar Bandung bagian utara dikosongkan. Rakyat Bandung tidak mengindahkan ultimatum tersebut namu TRI Bandgung menerima perintah dari Jakarta namun sebelum meninggalkan kota mengadakan penyerangan dan membumihanguskan Bandung selatan. Tujuan agar tempat-tempat strategis tidak dapat digunakan ole sekutu.



Pertempuran Margarana, Bali (29 november 1946) :
                 Pada tanggal 8 Maret 1946 Belanda mendaratkan psukannya di Bali. Belanda berusaha untuk memecah belah bangsa dengan cara memprakarsai dengan bedirinya indonesi timur. Hal ini menimbulkan perlawanan rakyat bali yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Raid an Belanda mendatangkan pasukan dari Nusa tenggara Barat. I Gusti Ngurah Rai memerintahkan rakyatnya untuk melakukan perang puputan ( perang habis-habisan) di margarana.

Perjuangan Diplomasi :
                Secara umum perjuangan bngsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan melalaui dua cara, yaitu perjuangan secara fisik ataupun perjuangan bersenjata dan juga melalui perundingan-perundingan. Ada beberapa perundingan yang dilakukan Indonesia dengan Belanda yang difasilitasi oleh dunia Internasional. Perundingan-perundingan trsebut antara lain:  

      1.    Perundingan linggarjati :

Kontak senjata yang terjadi antara pejuang dengan tentara sekutu dan juga diboncengi oleh NICA, telah menimbulkan banyak korban. Melihat kondisi tersebut para pemimpin dari kedua belah pihak akhirnya berupaya mencari jalan damai menyalesaikan perselisihan tersebut. Setelah beberapa perundingan mengalami kegagalan, kedua belah pihak bertemu kembali dalam perundinagn linggarjati sehingga dikenal dengan perjanjian linggarjati.

       2.    Agresi Milter Belanda I
Perjanjian linggarjati bukan merupakan jalan perdamaian antara dua belah pihak. Bahkan hubungan antara RI dan Belanda justru semakin memburuk. Belanda taernyata hanya memanfaatkan perundingan tersebut sebagai upaya untuk memperkuat diri dengan menambah jumlah pasukan. Belanda pun akhirnya berupaya untuk mengingkari perjanjian dengan mengajukan tuntutan yang memberatkan Indonesia. Pokok-pokok tuntutan Belanda yaitu:
   
·         Membentuk pemerintahan ad interim bersama
·          Mengeluarkan mata uang bersama
·         Indonesia harus mengirim beras ke daerah-daerah yang diduduki belanda
·         Adanya “gandarmeirie” yaitu pembentukan pasukan keamanan bersama yang juga dapat masuk ke wilayah RI.

Penolakan belanda terhadap tuntutan belanda tersebut akhirnya dijadikan alasan oleh belanda untuk menyatakan tidak terikat lagi dengan perjanjian linggat\rjati. Sikap tersebut kemudian dilanjutkan dengan mengadakan serangan terhadap Ri pada tanggal 21 juli 1947 yang kemudian kita sebut dengan agresi militer balanda I.
Agresi militer belanda I ini mengakibatkan wilayah Indonesia semakin sempit dari dunia internasional berkaitan dengan abresi itu yaitu:

   
·         Australia dan India bereaksi keras serta mendesak dewan keamanan PBB segera membahas masalah ini.
·         Negara-negara arab menjadi mantap nuntuk mengakui kedaulatan kepada RI secar de jure.
·         Palang merah Malaya dan india mengirimkan bantuan obat-obatan yang dikirim lewat pesawat    Dakota dari singapur namun pesawat tersebut jatuh oleh balanda di Yogyakarta.
·         Mesir mengecam tindakan belanda dan dianggap sebagai ancaman perdamaian dunia.

   
         3.    Perjanjian renville

Tindak lanjut dari terbentuknya KTN maka segera dilakukan perundingan antara Indonesia –belanda diatas sebuah kapal milik amerika serikat yang bernama USS Renville pada tanggal 8 december 1947. Dalam dalam perundingan ini anggota delegasi belanda didomonasi oleh orang-orang Indonesia yang pro Belanda. Hal ini menunjukan belanda masi tetap berkeinginan menguasai Indonesia dengan politik adu domba.

Perundingan renville dilakukan pada tanggal 8 december 1942 sampai 17 januari 1948. Pokok isi dari perundingan tersebut yaitu:

·         Belanda tetap berdaulat atas wilayah RI sampai kedaulatannya di serahkan kepada RIS yang  segera dibentuk RIS yang kedua
·          RIS sejajar dengan Belanda dalam UNI Indonesia-Belanda
·           Republic Indonesia merupakan Negara bagian RIS
·         Pasukan republic Indonesia yang berada di daera kantong harus ditarik ke wilayah RI.

     Daerah kantong adalah daera yang berada dibalekang garis van mook.

   
          4.    Agresi militer belanda II dan pembentukan PDR RI

Krisis politik dan keamanan di Indonesia akibat pemberontakan PKI dimanfaatkan oleh belanda untuk kembali menekan Indonesia. Pada tanggl 18 december 1948 belanda secara sepihak membatalkan persetujuan genjatan senjata sekaligus menyatakan tidak terikat pada hasil-hasil renville dan pada tanggal 19 december 1948 belanda melancarkan aagresi militer belanda yang kedua dengan menyerbu ibukota repblik Indonesia Yogyakarta. Lapangan udara maguwo harjo Yogyakarta diserbu pasukan belanda bahkan kota Yogyakarta dengan mudah dikuasai.

Presiden soekarno-moh.hatta memilih ditawan oleh belanda kemudian diasingkan ke Bangka. Para anggota cabinet bnerinisiatif untuk mengadakan siding serta memutuskan untuk memberikan mandate kepada menteri kemakmuran rakyat yang membentuk PDRI (pemerintah darurat republik Indonesia). Apabila PDRI gagal dibentuk di Sumatra maka agar a.amaramis, LN palar, dan Dr sudarsono untuk membentuk PDRI di india.

Angresi militer belanda II mendapat kecaman dunia internasional Burma(Myanmar) dan india memprakarsai diselenggarakannya konferensi asia untuk Indonesia di new delhi –india tanggal 20-23 januari 1949. Agresi militer beanda II dihadapin oleh rakyat Indonesia dengan penyerangan balik terhadap fasilitas komunikasi belanda. Puncak penyerangan adalah serangan umum 1 maret 1949 telah sesuai dengan tujuan yaitu:


a)      Internal
Ø  Mendukung secara perjuangan diplomatis
Ø  Menumbuhkan semangat perjuangan rakyat

b)      Eksternal

Ø  Menunjukan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk melakukan penyerangan
Ø   Mematahkan moral pasukan beland

         5.    Perundingan roem reyen

Kecaman dunia semakin keras terhadap agresi militer belanda II kepada Indonesia. PBB berusaha menyelesaikannya melalui perundingan dengan mengganti PCITM(komisi tiga Negara) menjadi UNCI (united national commission for Indonesia).

Atas prakarsa UNCI tersebut tanggal 7 mei 1949 tercapai persetujuan roem roten, delegasi Indonesia dipimpin oleh moh.roem dan delegasi belanda dipimpin Dr.J.H royen. Dalam perundingan ini Indonesia menyampaikan beberapa hal yaitu:

·         Pemeritah Indonesia mengeluarkan perinta penghentian perang gerilya
·          Pemerintah Indonesia bersedia menghadiriri konferensi meja bundar
·         Bekerja sama dengan menjaga perdamaian dan kesetabilitas perdamaian


Sedangkan pihak belanda, menyampaikan pernyataannya yang isinya:
   
·         Menyetujui pemerintah RI kembali ke Yogyakarta
·         Membebaskan tawanan politik
·         Menyetujui RI sebagai bagian dari RIS
·         Segera melaksanakan KMB




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dan Saran :

Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam tersebut. Di samping itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut, wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.

Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari dengan rasa kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan dari siapapun. Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat penting.Untuk menyikapi keberagaman yang ada kita harus saling menghormati antara satu denan yang lain agar tercipta kedamaian, tidak ada perpecahan di antara kita semua.






DAFTAR PUSTAKA

0 komentar: